Kamis, 08 Maret 2012

ROBERT WOLTER MONGINSIDI



Robert Wolter Monginsidi lahir di desa Mamalayang, Manado, tanggal 14 Februari 1925. Bote, begitu biasa ia dipanggil, sejak kecil dikenal sebagai anak yang pemberani dan kukuh dalam memegang prinsip kebenaran.

Selesai menamatkan Hollandsche Inlandsche School (HIS), ia melanjutkan pendidikannya di MULO Flater. Ia baru duduk di kelas 2 ketika pecah perang Pasifik. Ia lalu melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Calon Pegawai dan guru bahasa Jepang di Tomohon. Selepas dari pendidikannya, Bote mengajar bahasa Jepang di berbagai tempat. Semula ia berada di Liwutung, kemudian pindah ke Luwuk, dan terakhir ke Makassar.

Ia bergabung dengan LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi) yang dipimpin Ranggong daeng Romo di Polobangkeng ketika Indonesia merdeka. Ketika pasukan NICA yang ditunggangi Belanda memasuki Sulawesi Selatan, mereka kerap melancarkan serangan pada Belanda dengan taktik perang gerilya dan menimbulkan kerugian yang sangat besar di pihak Belanda.

NICA lantas melancarkan operasi besar-besaran pada tanggal 28 Februari 1947. Bote tertangkap dalam operasi ini dan dipenjara. Sekitar 8 bulan kemudian ia dapat meloloskan diri dari penjara. Pengejaran besar-besaran pun dilakukan Belanda untuk menangkapnya kembali. Bote tertangkap kembali setelah 9 hari kabur dari penjara.

Karena Bote tidak mau diajak kerja sama, Belanda kemudian mengajukannya ke persidangan. Vonis hukuman mati pun dijatuhkan padanya. Tanggal eksekusi mati untuk Robert Wolter Monginsidi telah ditetapkan, 5 September 1949. Lokasinya di Pacinang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar